MAKALAH
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
“PERANAN PETA DALAM PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN GEOGRAFI”



    DOSEN PEMBIMBING  KARUNIA PUJI HASTUTI,M.Pd
 DISUSUN OLEH:
     MUHAMMAD EFENDI                   A1A508271
    HUMAIDI ANSYARI                        A1A508265
   TATI SUHARTINI                             A1A508267
   LILIS ANGGRAINI                             A1A508243
   NURLENI                                              A1A508221
  NISRINA SARI YULI YANTI            A1A508223
  EKA PURNAMASARI                       A1A508257
  SHOFIA SORAYA SHOLEHAH      A1A508269
 NINDY AYULITA SARI               A1A508273
  NOORHAYATI                                   A1A508237
KELAS A/2008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2011
KATA PENGANTAR
Alhamdullillahhirobil  a’lamin, segalah puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT  atas segalah rahmat dan hidayahnya tercurahkan kepada kita yang tak terhingga ini,  sholawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW dan keluarganya, sahabatnya, beserta pengikutnya sampai akhir zaman amin ya robal alamin.
Karena anugerah dan bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang merupakan salah satu tugas dari mata kuliah PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN tepat waktu. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak sekali terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami khususnya dan kepada para pembaca umumnya.
Banjarmasin,  Mei 2011
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG
B.     BATASAN MASALAH
C.     TUJUAN PENULISAN
D.     MANFAAT PENULISAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.     PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN
B.     FUNGSI MEDIA PEMBELAJARAN
C.     JENIS-JEIS MEDIA PEMBELAJARAN
D.     MEDIA-MEDIA YANG BISA DIGUNAKAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN
E.      MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN
F.      PENGERTIAN PETA
G.     FUNGSI PETA
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
BAB V DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia sehingga kualitas sumber daya manusia sangat tergantung dari kualitas pendidikan. Melalui pendidikan dapat mengembangkan kemampuan pribadi, daya pikir dan tingkah laku yang lebih baik. Strategi maupun metode belajar pun ditingkatkan untuk pemahaman siswa dalam materi pembelajaran. Berdasarkan pengamatan dalam proses belajar mengajar melalui metode ceramah tanpa menggunakan media masih banyak siswa yang kurang memperhatikan guru karena terkesan monoton. Kondisi seperti ini akan berakibat buruk terhadap prestasi belajar siswa, dimana pada akhirnya kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan oleh sekolah tidak tercapai.
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru / fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru / fasilitator perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai alasan, antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru / fasilitator telah mempunyai pengetahuan dan ketrampilan mengenai media pembelajaran.
Mata pelajaran geografi saat ini merupakan mata pelajaran yang belum mendapatkan porsi ketertarikan yang lebih pada diri siswa. Anggapannya mata pelajaran geografi merupakan mata pelajaran yang susah dan tidak menyenangkan. Pada saat ini pemanfaatan media hanya menggunakan peta, globe buku mata pelajaran dan LKS. Sehingga pemahaman geografi secara keseluruhan tidak tercapai. Oleh karena itu diperlukan media pembelajaran interaktif agar atmosfer pembelajaran geografi lebih menarik dan menyenangkan.
B.     Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka batasan masalah dalam makalah ini membahas tentang apa dan bagaimana peranan peta dalam penggunaan media pembelajaran geogarfi.
C.    Tujuan Penulisan
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka dalam tujuan pembuatan makalah ini peranan peta dalam penggunaan media pembelajaran geogarfi.
D.    Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari makalah ini diharapkan dapat memberikan referensi tentang peranan peta dalam penggunaan media pembelajaran geogarfi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Pengertian Media Pembelajaran
Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997). Media merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang berasal dari bahasa latin yang berarti “antara”. Istilah media dapat kita artikan sebagai segala sesuatu yang menjadi perantara atau penyampai informasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Berbicara mengenai media tentunya kita akan mempunyai cakupan yang sangat luas, oleh karena itu saat ini masalah media kita batasi ke arah yang relevan dengan masalah pembelajaran saja atau yang dikenal sebagai media pembelajaran. Briggs menyebutkan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Sementara itu Schramm berpendapat bahwa media merupakan teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar dan dibaca.
Dengan demikian media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Pesan yang akah dikomunikasikan adalah isi pembelajaran yang ada dalam kurikulum yang dituangkan oleh pengajar atau fasilitator atau sumber lain ke dalam simbol-simbol komunikasi, baik simbol verbal maupun symbol non verbal atau visual.
Untuk menyampaikan pesan pembelajaran dari guru kepada siswa, biasanya guru menggunakan alat bantu mengajar (teaching aids) berupa gambar, model, atau alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkrit, motivasi belajar, serta mempertinggi daya serap atau yang kita kenal sebagai alat bantu visual. Dengan Perkembangnya teknologi pada pertengahan abad ke 20 guru juga menggunakan alat bantu audio visual dalam prose pembelajarannya.
Hal ini dilakukan untuk menghindari verbalisme yang mungkin terjadi jika hanya menggunakan alat bantu visual saja. Penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu anak dalam memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Penggunaan media dalam pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam memahami sesuatu yang abstrak menjadi lebih konkrit. Hal ini sesuai dengan pendapat Jerome S Bruner bahwa siswa belajar melalui tiga tahapan yaitu enaktif, ikonik, dan simbolik. Tahap enaktif yaitu tahap dimana siswa belajar dengan memanipulasi benda-benda konkrit. Tahap ikonik yaitu suatu tahap dimana siswa belajar dengan menggunakan gambar atau videotapes. Sementara tahap simbolik  yaitu tahap dimana siswa belajar dengan menggunakan simbol-simbol.
B.     Fungsi Media Pembelajaran
Efektivitas proses belajar mengajar (pembelajaran) sangat dipengaruhi oleh faktor metode dan media pembelajaran yang digunakan. Keduanya saling berkaitan, di mana pemilihan metode tertentu akan berpengaruh terhadap jenis media yang akan digunakan. Dalam arti bahwa harus ada kesesuaian di antara keduanya untuk mewujudkan tujuan pembelajaran. Walaupun ada hal-hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam pemilihan media, seperti: konteks pembelajaran, karakteristik pebelajar, dan tugas atau respon yang diharapkan dari pebelajar (Arsyad, 2002). Sedangkan menurut Criticos (1996), tujuan pembelajaran, hasil belajar, isi materi ajar, rangkaian dan strategi pembelajaran adalah kriteria untuk seleksi dan produksi media. Dengan demikian, penataan pembelajaran (iklim, kondisi, dan lingkungan belajar) yang dilakukan oleh seorang pengajar dipengaruhi oleh peran media yang digunakan.
Pemanfaatan media dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan berpengaruh secara psikologis kepada siswa (Hamalik, 1986). Selanjutnya diungkapkan bahwa penggunaan media pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian informasi (pesan dan isi pelajaran) pada saat itu. Kehadiran media dalam pembelajaran juga dikatakan dapat membantu peningkatan pemahaman siswa, penyajian data/informasi lebih menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Jadi dalam hal ini dikatakan bahwa fungsi media adalah sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar.
Sadiman, dkk (1990) menyampaikan fungsi media (media pendidikan) secara umum, adalah sebagai berikut: (i) memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat visual; (ii) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misal objek yang terlalu besar untuk dibawa ke kelas dapat diganti dengan gambar, slide, dsb., peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat film, video, fota atau film bingkai; (iii) meningkatkan kegairahan belajar, memungkinkan siswa belajar sendiri berdasarkan minat dan kemampuannya, dan mengatasi sikap pasif siswa; dan (iv) memberikan rangsangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman dan persepsi siswa terhadap isi pelajaran.
Fungsi media, khususnya media visual juga dikemukakan oleh Levie dan Lentz, seperti yang dikutip oleh Arsyad (2002) bahwa media tersebut memiliki empat fungsi yaitu: fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Dalam fungsi atensi, media visual dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran. Fungsi afektif dari media visual dapat diamati dari tingkat “kenikmatan” siswa ketika belajar (membaca) teks bergambar. Dalam hal ini gambar atau simbul visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa. Berdasarkan temuan-temuan penelitian diungkapkan bahwa fungsi kognitif media visual melalui gambar atau lambang visual dapat mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran untuk memahami dan mengingat pesan/informasi yang terkandung dalam gambar atau lambang visual tersebut. Fungsi kompensatoris media pembelajaran adalah memberikan konteks kepada siswa yang kemampuannya lemah dalam mengorganisasikan dan mengingat kembali informasi dalam teks. Dengan kata lain bahwa media pembelajaran ini berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat dalam menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dalam bentuk teks (disampaikan secara verbal).
Dengan menggunakan istilah media pengajaran, Sudjana dan Rivai (1992) mengemukakan beberapa manfaat media dalam proses belajar siswa, yaitu: (i) dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa karena pengajaran akan lebih menarik perhatian mereka; (ii) makna bahan pengajaran akan menjadi lebih jelas sehingga dapat dipahami siswa dan memungkinkan terjadinya penguasaan serta pencapaian tujuan pengajaran; (iii) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata didasarkan atas komunikasi verbal melalui kata-kata; dan (iv) siswa lebih banyak melakukan aktivitas selama kegiatan belajar, tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati, mendemonstrasikan, melakukan langsung, dan memerankan.
Berdasarkan atas beberapa fungsi media pembelajaran yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar memiliki pengaruh yang besar terhadap alat-alat indera. Terhadap pemahaman isi pelajaran, secara nalar dapat dikemukakan bahwa dengan penggunaan media akan lebih menjamin terjadinya pemahaman yang lebih baik pada siswa. Pebelajar yang belajar lewat mendengarkan saja akan berbeda tingkat pemahaman dan lamanya “ingatan” bertahan, dibandingkan dengan pebelajar yang belajar lewat melihat atau sekaligus mendengarkan dan melihat. Media pembelajaran juga mampu membangkitkan dan membawa pebelajar ke dalam suasana rasa senang dan gembira, di mana ada keterlibatan emosianal dan mental. Tentu hal ini berpengaruh terhadap semangat mereka belajar dan kondisi pembelajaran yang lebih hidup, yang nantinya bermuara kepada peningkatan pemahaman pebelajar terhadap materi ajar.
C.    Jenis-jenis Media Pembelajaran
Terdapat enam jenis dasar dari media pembelajaran menurut Heinich and Molenda (2005) yaitu:
1.      Teks.
Merupakan elemen dasar bagi menyampaikan suatu informasi yang Mempunyai berbagai jenis dan bentuk tulisan yang berupaya memberi daya tarik dalam penyampaian informasi.
2.      Media Audio.
Membantu menyampaikan maklumat dengan lebih berkesan Membantu meningkatkan daya tarikan terhadap sesuatu persembahan. Jenis audio termasuk suara latar, musik, atau rekaman suara dan lainnya.
3.      Media Visual
Media yang dapat memberikan rangsangan-rangsangan visual seperti gambar/foto, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster, papan buletin dan lainnya.
4.      Media Proyeksi Gerak
Termasuk di dalamnya film gerak, film gelang, program TV, video kaset (CD, VCD, atau DVD)
5.      Benda-bendaTiruan/miniature
Seperti benda-benda tiga dimensi yang dapat disentuh dan diraba oleh siswa. Media ini dibuat untuk mengatasi keterbatasan baik obyek maupun situasi sehingga proses pembelajaran tetap berjalan dengan baik.
6.      Manusia
Termasuk di dalamnya guru, siswa, atau pakar/ahli di bidang/materi tertentu.
D.    Media-media yang Biasa digunakan dalam Proses Pembelajaran
1.      Media Visual
Seperti halnya media yang lain, media visual berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol visual. Selain itu, fungsi media visual adalah untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, menggambarkan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan jika tidak divisualkan. Beberapa media yang termasuk media visual adalah:
a.       Gambar atau foto
Kita sering menggunakan gambar atau foto sebagai media pembelajaran karena gambar merupakan bahasa yang umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana saja oleh siapa saja. Manfaat atau kelebihan gambar atau foto sebagai media pembelajaran adalah:
         Memberikan tampilan yang sifatnya konkrit
         Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu
         Gambar atau foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita
         Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja
         Murah harganya dan mudah didapat serta digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus
b.      Sketsa
Sketsa merupakan gambar yang merupakan draft kasar yang menyajikan bagian-bagian pokonya saja tanpa detail. Sketsa selain dapat menarik perhatian peserta atau siswa juga dapat menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan.
c.       Diagram
Berfungsi sebagai penyederhana sesuatu yang kompleks sehingga dapat memperjelas penyajian pesan. Isi diagram pada umumnya berupa petunjuk-petunjuk. Sebagai suatu gambar sederhana yang menggunakan garis dan simbol, diagram menggambarkan struktur dari objeknya secara garis besar, menunjukkan hubungan yang ada antar komponennya atau sifat-sifat proses yang ada. Ciri-ciri dari sebuah diagram yang baik adalah:
         benar, digambar rapi, diberi judul, label dan penjelasanpenjelasan yang perlu
         cukup besar dan ditempatkan strategis
         penyusunannya disesuaikan dengan pola membaca yang umum, dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah.
d.      Bagan/Chart
Terdapat dua jenis chart yaitu chart yang menyajikan pesannya secara bertahap dan chart yang menyajikan pesannya sekaligus. Chart yang menyajikan pesannya secara bertahap misalnya adalah flipchart atau hidden chart, sementara bagan atau chart yang menyajikan pesannya secara langsung misalnya bagan pohon (tree chart), bagan alir (flow chart), atau bagan garis waktu (time line chart). Bagan atau chart Berfungsi untuk menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit jika hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi. Dalam bagan biasanya kita menjumpai jenis media visual lain seperti gambar, diagram, atau lambanglambang verbal. Ciri-ciri bagan sebagai media yang baik adalah:
         dapat dimengerti oleh pembaca
         sederhana dan lugas tidak rumit atau berbelit-belit
         diganti pada waktu-waktu tertentu agar selain tetap mengikuti perkembangan jaman juga tidak kehilangan daya tarik
e.       Grafik
Disusun berdasarkan prinsip matematik dan menggunakan data-data komparatif, grafik merupakan gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau simbol-simbol verbal yang berfungsi untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas. Dengan menggunakan grafik kita dapat melakukan analisis dengan cepat, interpretasi dan perbandingan data-data yang disajikan baik dalam hal ukuran, jumlah, pertumbuhan dan arah. Terdapat beberapa macam grafik diantaranya adalah grafik garis, grafik batang, grafik lingkaran, dan grafik gambar.
f.       Kartun
Suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas atau suatu sikap terhadap orang, situasi atau kejadian-kejadian tertentu. Kartun biasanya hanya menangkap esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya ke dalam gambar sederhana dengan menggunakan simbol-simbol serta karakter yang mudah dikenal dan diingat serta dimengerti dengan cepat.
g.      Poster
Poster dapat dibuat di atas kertas, kain, batang kayu, seng dan sebagainya. Poster tidak saja penting untuk menyampaikan pesan atau kesan tertentu akan tetapi mampu pula untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya. Ciri-ciri poster yang baik adalah:
         sederhana
         menyajikan satu ide dan untuk mencapai satu tujuan pokok
         berwarna
         slogan yang ringkas dan jitu
         ulasannya jelas
         motif dan desain bervariasi
h.      Peta dan Globe
Berfungsi untuk menyajikan data-data yang berhubungan dengan lokasi suatu daerah baik berupa keadaan alam, hasil bumi, hasil tambang atau lain sebagainya. Secara khusus peta dan globe dapat memberikan informasi tentang:
         keadaan permukaan bumi, daratan, sungai, gunung, lautan dan bentuk daratan serta perairan lainnya
         tempat-tempat serta arah dan jarak dengan tempat yang lain
         data-data budaya dan kemasyarakatan
         data-data ekonomi, hasil pertanian, industri dan perdagangan
i.        Papan planel
Papan berlapis kain planel ini dapat berisi gambar atau huruf yang dapat ditempel dan dilepas sesuai kebutuhan, gambar atau huruf tadi dapat melekat pada kain planel karena di bagian bawahnya dilapisi kertas amplas. Papan planel merupakan media visual yang efektif dan mudah untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula.
j.        Papan Buletin.
Papan ini tidak dilapisi oleh kain planel, tetapi langsung ditempeli gambar atau tulisan. Papan ini berfungsi untuk memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu. Media visual lainnya seperti gambar, poster, sketsa atau diagram dapat dipakai sebagai bahan pembuatan papan buletin.
2.      Media Audio
Media audio adalah jenis media yang berhubungan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang uaditif. Beberapa jenis media yang dapat digolongkan ke dalam media audio adalah sebagai berikut:
a.       Radio
Media ini dapat merangsang partisipasi aktif dari pendengar. Siaran radio sangat cocok untuk mengajarkan musik dan bahasa. Bahkan radio juga dapat digunakan sebagai pemberi petunjuk mengenai apa yang harus dilakukan oleh guru atau siswa dalam pembelajaran.
b.      Alat perekam magnetik
Alat perekam magnetik atau tape recorder adalah salah satu media yang memiliki peranan yang sangat penting dalam penyampaian keakuratan sebuah informasi. Melalui media ini kita dapat merekam audio, mengulangnya dan menghapusnya. Selain itu pita rekaman dapat diputar berulang-ulang tanpa mempengaruhi volume, sehingga dapat menimbulkan berbagai kegiatan diskusi atau dramatisasi.
3.      Media Proyeksi Diam
Beberapa media yang termasuk kedalam media proyeksi diam diantaranya adalah:
a.       Film Bingkai
Film bingkai adalah suatu film positif baik hitam putih ataupun berwarna yang berukuran 35 mm, dan umumnya dibingkai dengan ukuran 2 x 2 inchi. Untuk melihatnya perlu ditayangkan dengan proyektor slide. Beberapa keuntungan penggunaan film bingkai sebagai media pembelajaran adalah:
         materi pelajaran yang sama dapat disebarkan kepada seluruh siswa secara serentak
         perhatian siswa dapat dipusatkan pada satu persoalan, sehingga dapat menghasilkan keseragaman pengamatan
         Fungsi berfikir siswa dirangsang dan dikembangkan secara bebas
         Penyimpanannya mudah dan praktis
         Film bingkai dapat mengatasi keterbatasan ruang waktu dan indera
         Program dapat dibuat dalam waktu singkat tergantung kebutuhan dan perencanaan
b.      Film Rangkai
Film rangkai hampir sama dengan film bingkai, bedanya pada film rangkai frame atau gambar tidak memerlukan bingkai dan merupakan rangkaian berurutan dari sebuah film atau gambar tertentu. Jumlah gambar pada 1 rol film rangkai adalah sekitar 50 sampai dengan 75 gambar dengan panjang kurang lebih 100 sampai dengan 130 cm tergantung pada isi film itu. Film rangkai dapat mempersatukan berbagai media pembelajaran yang berbeda dalam satu rangkai sehingga cocok untuk mengajarkan keterampilan, penyimpanannya mudah serta dapat digunakan untuk bahan belajar kelompok atau individu
c.       OHT
Over Head Transparancy (OHT) adalah media visual proyeksi, dibuat di atas bahan transparan, biasanya film acetate atau plastik berukuran 8,5 x 11 inchi. Media ini memerlukan alat khusus untuk memproyeksikannya yang dikenal dengan sebutan Over Head Projector (OHP). Beberapa keuntungan penggunaan OHT sebagai media pembelajaran diantaranya adalah:
         gambar yang diproyeksikan lebih jelas bila dibandingkan jika digambarkan di papan tulis
         ruangan tidak perlu digelapkan
         sambil mengajar, guru dapat berhadapan dengan siswa
         mudah dioperasikan sehingga tidak memerlukan bantuan operator
         menghemat tenaga dan waktu karena dapat dipakai berulang-ulang
         praktis dapat digunakan untuk semua ukuran kelas atau ruangan
d.      Opaque Projektor
Projektor yang tak tembus pandang, karena yang diproyeksikan bukan bahan transparan tetapi bahan-bahan yang tidak tembus pandang (opaque). Kelebihan media ini sebagai media pembelajaran adalah bahwa bahan cetak pada buku, majalah, foto, grafis, bagan atau diagram dapat diproyeksikan secara\langsung tanpa dipindahkan ke permukaan transparansi terlebih dahulu. Kelebihan projektor tak tembus pandang adalah:
         dapat digunakan untuk hampir semua bidang studi yang ada di kurikulum
         dapat memperbesar benda kecil menjadi sebesar papan sehingga bahan yang semula hanya untuk individu menjadi untuk seluruh kelas
e.       Mikrofis
Mikrofis adalah lembaran film transparan yang terdiri atas lambang-lambang visual yang diperkecil sedemikian sehingga tidak dapat dibaca dengan mata telanjang. Keuntungan dari media ini adalah sebagai berikut:
         mudah diduplikasi dengan biaya relatif murah
         dapat diproyeksikan ke layar lebar
         karena dalam bentuk lembaran, ringkas, hemat tempat dan praktis untuk dikirim
         memudahkan identifikasi informasi kepustakaan karena letaknya berada di bagian atas lembaran
4.      Media Proyeksi Gerak dan Audio Visual
Beberapa jenis media yang masuk dalam kelompok ini adalah:
a.       Film gerak
Film gerak merupakan sebuah media pembelajaran yang sangat menarik karena mampu mengungkapkan keindahan dan fakta bergerak dengan efek suara, gambar dan gerak, film juga dapat diputar berulang-ulang sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, beberapa keunggulan film sebagai media pembelajaran adalah:
         keterampilan membaca atau menguasai penguasaan bahasa yang kurang bisa diatasi dengan menggunakan film
         sangat tepat untuk menerangkan suatu proses
         dapat menyajikan teori ataupun praktek dari yang bersifat umum ke yang bersifat khusus ataupun sebaliknya
         film dapat mendatangkan seorang yang ahli dan memperdengarkan suaranya di depan kelas
         film dapat lebih realistis, hal-hal yang abstrak dapat terlihat menjadi lebih jelas
         film juga apat merangsang motivasi kegiatan siswa
b.      Film gelang
Film gelang atau film loop adalah jenis media yang terdiri atas film berukuran 8 mm dan 16 mm yang ujung-ujungnya saling bersambungan sehingga film ini akan berulang terus menerus jika tidak dimatikan. Kelebihan penggunaan media ini sebagai media pembelajaran adalah:
         ruangan tidak perlu digelapkan
         dapat berputar terus berulang-ulang sehingga pengertian yang kabur menjadi jelas
         mudah diintegrasikan ke dalam pelajaran dan dipakai bersama dengan media lain
         siswa juga dapat menggunakannya sendiri karena sederhana
         film dapat dihentikan kapan saja untuk diselingi oleh penjelasan atau diskusi
c.       Program TV
Televisi merupakan media menarik dan modern karena merupakan bagian dari kebutuhan hidupnya. Televisi dapat menjadi sebuah media pembelajaran yang menarik dalam menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara audio visual dengan disertai unsur gerak.
d.      Video
Pesan yang disajikan dalam media video dapat berupa fakta maupun fiktif, dapat bersifat informatif, edukatif maupun instruksional. Beberapa kelebihan penggunaan media video dalam pembelajaran adalah:
         dengan alat perekam video sejumlah besar penonton dapat memperoleh informasi dari para ahli
         demonstrasi yang sulit dapat dipersiapkan dan direkam sebelumnya, sehingga pada waktu mengajar seorang guru dapat memusatkan perhatian pada penyajiannya
         menghemat waktu karena rekaman dapat diputar ulang
         dapat mengamati lebih dekat dengan objek yang berbahaya ataupun objek yang sedang bergerak
         ruangan tidak perlu digelapkan pada saat penyajian
5.      Multimedia
Vaughan (2004) menjelaskan bahwa multimedia adalah sembarang kombinasi yang terdiri atas teks, seni grafik, bunyi, animasi dan video yang diterima oleh pengguna melalui komputer. Sejalan dengan hal di atas, Heinich et al (2005) multimedia merupakan penggabungan atau pengintegrasian dua atau lebih format media yang berpadu seperti teks, grafik, animasi, dan video untuk membentuk aturan informasi ke dalam sistem komputer. Namun kelemahan dari media ini adalah harus didukung oleh peralatan memadai seperti LCD projektor dan adanya aliran listrik. Keuntungan penggunaan multimedia dalam pembelajaran diantaranya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami suatu konsep abstrak dengan lebih mudah, selain itu juga penggunaan media komputer dalam bentuk multimedia dapat memberikan kesan yang positif kepada guru karena dapat membantu guru menjelaskan isi pelajaran kepada pelajar, menghemat waktu dan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
6.      Benda
Benda-benda yang ada disekitar dapat digunakan pula sebagai media pembelajaran, baik benda asli maupun benda tiruan atau miniatur. Benda-benda ini dapat membantu proses pembelajaran dengan baik terutama jika metode yang digunakan adalah metode demonstrasi atau praktek lapangan.
E.     Manfaat Media Pembelajaran
Secara umum media pembelajaran mempunyai manfaat sebagai berikut:
1.      Memperjelas penyajian suatu pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis
2.      Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera seperti:
a.       obyek yang terlalu besar, dapat digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film, gambar video, atau model
b.      obyek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film slide, gambar video atau gambar
c.       gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan timelapse, highspeed photografi atau slow motion playback video
d.      kejadian atau peristiwa yang terjadi pada masa lalu dapat ditampilkan lagi melalui rekaman film, video, atau foto
e.       Obyek yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan model, diagram, dll
f.       Konsep yang terlalu luas dapat divisualkan dalam bentuk film, slide, gambar atau video
3.      Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif siswa. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk:
a.       menimbulkan gairah belajar
b.      memungkinkan interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan dan kenyataan
c.       Memungkinkan siswa belajar sendiri menurut minat dan kemampuannya
4.      Dengan sifat yang unik pada siswa juga dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda-beda, sedangkan kurikulum dan materi pembelajaran yang sama untuk setiap siswa, masalah ini dapat diatasi dengan media pembelajaran dalam kemampuannya:
a.       memberikan perangsang yang sama
b.      menyamakan pengalaman
c.       menimbulkan persepsi yang sama
F.     Pengertian Peta
Peta dapat didefinisikan sebagai : “media penyajian informasi dari unsur-unsur alam dan buatan manusia pada permukaan bumi yang dibuat secara kartografis (informasi yang berreferensi geografis) pada bidang datar menurut proyeksi tertentu dan skala tertentu”.  Peta yang baik, adalah peta yang mempunyai nilai informatif, komunikatif, artistik dan estetik.  Sedang pengetahuan khusus yang mempelajari peta disebut kartografi.
1.      Peta Umum
Peta umum adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi secara umum. Peta umum ini memuat semua penampakan yang terdapat di suatu daerah, baik kenampakan fisis (alam) maupun kenampakan sosial budaya. Kenampakan fisis misalnya sungai, gunung, laut, danau dan lainnya. Kenampakan sosial budaya misalnya jalan raya, jalan kereta api, pemukiman kota dan lainnya. Peta umum ada 2 jenis yaitu: peta topografi dan peta chorografi.
a.       Peta Topografi
Peta topografi yaitu peta yang menggambarkan bentuk relief (tinggi rendahnya) permukaan bumi. Dalam peta topografi digunakan garis kontur (countur line) yaitu garis yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian sama.
Kelebihan peta topografi:
Ø  Untuk mengetahui ketinggian suatu tempat.
Ø  Untuk memperkirakan tingkat kecuraman atau kemiringan lereng.
Ciri utama peta topografi adalah menggunakan garis kontur. Beberapa ketentuan pada peta topografi:
Ø  Makin rapat jarak kontur yang satu dengan yang lainnya menunjukkan daerah tersebut semakin curam. Sebaliknya semakin jarang jarak antara kontur menunjukkan daerah tersebut semakin landai.
Ø  Garis kontur yang diberi tanda bergerigi menunjukkan depresi (lubang/cekungan) di puncak, misalnya puncak gunung yang berkawah.
Ø  Peta topografi menggunakan skala besar, antara 1 : 50.000 sampai 1 : 100.000.
b.      Peta Chorografi
Peta chorografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi dengan skala yang lebih kecil antara 1 : 250.000 sampai 1 : 1.000.000 atau lebih. Peta chorografi menggambarkan daerah yang luas, misalnya propinsi, negara, benua bahkan dunia. Dalam peta chorografi digambarkan semua kenampakan yang ada pada suatu wilayah di antaranya pegunungan, gunung, sungai, danau, jalan raya, jalan kereta api, batas wilayah, kota, garis pantai, rawa dan lain-lain. Atlas adalah kumpulan dari peta chorografi yang dibuat dalam berbagai tata warna.
2.      Peta Khusus atau Tematik
Disebut peta khusus atau tematik karena peta tersebut hanya menggambarkan satu atau dua kenampakan pada permukaan bumi yang ingin ditampilkan. Dengan kata lain, yang ditampilkan berdasarkan tema tertentu.
Peta khusus adalah peta yang menggambarkan kenampakan-kenampakan (fenomena geosfer) tertentu, baik kondisi fisik maupun sosial budaya. Contoh peta khusus/tertentu: peta curah hujan, peta kepadatan penduduk, peta penyebaran hasil pertanian, peta penyebaran hasil tambang, chart (peta jalur penerbangan atau pelayaran).
3.      Jenis peta berdasarkan skalanya
Peta tidak sama besarnya (ukurannya). Ada peta yang berukuran besar dan ada peta yang berukuran kecil. Besar-kecilnya peta ditentukan oleh besar-kecilnya skala yang digunakan. Skala peta adalah perbandingan jarak antara dua titik di peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi (lapangan). Berdasarkan skalanya peta dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu:
a.       Peta kadaster/teknik adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 100 sampai 1 : 5.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan peta tanah atau peta dalam sertifikat tanah, oleh karena itu banyak terdapat di Departemen Dalam Negeri, pada Dinas Agraria (Badan Pertanahan Nasional).
b.      Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000. Peta skala besar digunakan untuk menggambarkan wilayah yang relatif sempit, misalnya peta kelurahan, peta kecamatan.
c.       Peta skala sedang adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 250.000 sampai 1: 500.000. Peta skala sedang digunakan untuk menggambarkan daerah yang agak luas, misalnya peta propinsi Jawa Tengah, peta propinsi maluku.
d.      Peta skala kecil adalah peta yang mempunyai skala 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000 atau lebih. Peta skala kecil digunakan untuk menggambarkan daerah yang relatif luas, misalnya peta negara, benua bahkan dunia. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa semakin besar angka pembandingnya berarti skala peta itu makin kecil.
G.    Fungsi Peta
Peta sangat diperlukan oleh manusia. Dengan peta Anda dapat mengetahui atau menentukan lokasi yang Anda cari. Secara umum fungsi peta dapat disimpulkan sebagai berikut:
a.       Menunjukkan posisi atau lokasi suatu tempat di permukaan bumi.
b.      Memperlihatkan ukuran (luas, jarak) dan arah suatu tempat di permukaan bumi.
c.       Menggambarkan bentuk-bentuk di permukaan bumi, seperti benua, negara, gunung, sungai dan bentuk-bentuk lainnya.
d.      Membantu peneliti sebelum melakukan survei untuk mengetahui kondisi daerah yang akan diteliti.
e.       Menyajikan data tentang potensi suatu wilayah.
f.       Alat analisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan.
g.      Alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan.
h.      Alat untuk mempelajari hubungan timbal-balik antara fenomena-fenomena (gejala-gejala) geografi di permukaan bumi.
BAB III
PEMBAHASAN
Geografi merupakan ilmu spasial diyakini mampu membekali spatial intelligence, spatial ability kepada peserta didik. kajian geografi membentang dari obyek/fenomena, litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, antroposfer. Dari substansi ini geografi memang dapat overlap dengan bidang ilmu lain. Yang membedakan adalah sudut pandang spasial. Geografi menelaah semua substanisnya dari sudut pandang spasial. Geografi Ekonomi dan Ilmu Ekonomi memiliki Geografi merupakan ilmu spasial diyakini mampu membekali spatial intelligence, spatial ability kepada peserta didik. Bersama aritmatik, matematik, sport, seni, history dan inteligence-inteligence lain, spasial inteligence-nya geografi diharapkan mampu memberikan keluasan landasan berfikir, perkembangan etika, estetika, moral peserta didik. Cukup merepotkan guru geografi di sekolah adalah kenyataan bahwa kurikulum dan buku ajar kurang mendukung. Dari segi kurikulum nampak bahwa beberapa indikator (turunan SK dan KD) masih di luar pagar esensi atau filosofi geografi. Hal ini kiranya perlu perhatian serius organisasi profesi geografi. Perkembangan terakhir sistem informasi geografis berkembang ke arah sains informasi geografis. Jika kemajuan ini dimanfaatkan oleh guru geografi dalam pembelajaran geografi di sekolah maka tidak berlebihan jika geografi diharapkan akan muncul sebagai pelajaran unggulan dalam sebuah lembaga pendidikan.
Yang membedakan adalah geografi ekonomi menelaah substansi itu dari pandangan spasial (Chislom, 1970). Demikian pula geografi tumbuhan (phythogeography) dan botani, geografi transportasi dan ilmu transportasi dan menejemen transportasi (James and Jones, 1967). Pandangan spasial inilah yang mengharuskan penggunaan peta;  baik peta kerja, peta hasil maupun peta rekomendasi. Dalam bidang pembelajaran, peta digunakan untuk media internalisasi konsep spasial. Maka menggunakan peta sebagai media pembelajaran seluruh materi pembelajaran geografi adalah suatu keharusan. Dan perkembangan teknologi informasi memberikan keuntungan yang sangat berarti dalam teknologi informasi geospasial yang aplikasinya sangat membantu dalam penyiapan peta-peta tematik (peta geografi) bagi media pembelajaran.
Peta merupakan Informasi tentang permukaan bumi yang begitu banyak (misalnya; vegetasi, sungai, jalan, pemukiman, topografi/bentuk lapangan), sehingga tidak mungkin disajikan seluruhnya sesuai bentuk dan ukuran aslinya dalam selembar peta yang mempunyai keterbatasan ruang dan ukuran.  Oleh karenanya, informasi tersebut digambarkan dalam bentuk simbol-simbol (sehingga peta sering disebut bahasa simbol).
Peta merupakan suatu media pembelajaran yang sangat penting bagi Geografi. Data apa saja yang ditampilkan peta itu dapat menjadi informasi manakala pembaca peta mampu memahami hurufnya peta (titik,garis,poligon). Dengan merangkai huruf menjadi kata, kata menjadi kalimat maka isi peta (tersurat) dapat dimengerti. Tahap berikutnya pembaca dapat menafsir ( menginterpretasi ) makna yang tersirat dibalik peta yang tersurat tersebut. Misalnya : Dari membaca simbol garis yang dinamai kontur, menganalisis pola kontur, kerapatan kontur, pembaca peta dapat mengetahui konfigurasi permukaan bumi / relief mukabumi. Dengan menganalisis pola dan kerapatan aliran, pembaca dapat menafsir batuan penyusun medan itu. Dengan menganalisis keduanya, ( pola dan kerapatan kontur serta pola dan kerapatan aliran ) pembaca peta dapat menafsir struktur geologi dan geomorfologinya. Keberhasilan membaca peta tentu saja disyaratkan paling kurang dua hal yaitu mutu peta dan kompetensi pembaca peta.
Membaca peta (dan menafsir peta) bagi geografi merupakan kegiatan yang sangat urgen dalam upaya menyadap, mengekstrak, mengakuisisi data geospasial. Kajian geografi (ilmu kebumian yang bernafaskan spasial) keluar dengan wilayah-wilayah (regions) tematik yang menggambarkan persamaan-persamaan obyek, fenomena dan potensi ruang mukabumi.
Membaca peta (map reading), menarik garis (delineasi) yang menghasilkan wilayah-wilayah tematik, membuat hubungan keruangan wilayah-wilayah tematik (hubungan elemen fisik-fisik, elemen fisik-manusia, elemen manusia-manusia) menghasilkan wilayah-wilayah tematik baru dan ditampilkan dalam bentuk peta pula (map making). Peta ini (peta-peta ini) yang selayaknya disiapkan oleh guru geografi di sekolah.
Peta sebagai media komunikasi visual digunakan oleh berbagai kalangan berbagai bidang. Di bidang pembelajaran geografi peta merupakan media utama dalam upaya internalisasi konsep-konsep geografi oleh guru kepada siswa. Implementasi penggunaan peta sebagai media pembelajaran sepatutnya-lah memperhatikan tingkatan pendidikan siswa dan hal ini menyangkut desain simbol. Kemajuan teknologi informasi membawa pengaruh pula dalam bidang teknologi informasi spasial ibarat rahmat (blessing) dapat dimanfaatkan secara langsung untuk penyiapan peta termasuk peta geografi (peta tematik dan peta statistik).
Dengan menggunakan peta dalam proses belajar mengajar geografi dapat mempermudah proses belajar mengajar. Selain itu, dengan menggunakan peta proses belajar mengajar lebih menjadi menarik, karena siswa tidak bosan dengan materi yang di ajarkan. Selain itu dengan menggunakan peta diharapkan siswa ikut aktif dalam proses belajar mengajar. 
BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997). Istilah media dapat kita artikan sebagai segala sesuatu yang menjadi perantara atau penyampai informasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Briggs menyebutkan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Sementara itu Schramm berpendapat bahwa media merupakan teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar dan dibaca.
Dengan demikian media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Pesan yang akah dikomunikasikan adalah isi pembelajaran yang ada dalam kurikulum yang dituangkan oleh pengajar atau fasilitator atau sumber lain ke dalam simbol-simbol komunikasi, baik simbol verbal maupun symbol non verbal atau visual.
Peta dapat didefinisikan sebagai “media penyajian informasi dari unsur-unsur alam dan buatan manusia pada permukaan bumi yang dibuat secara kartografis (informasi yang berreferensi geografis) pada bidang datar menurut proyeksi tertentu dan skala tertentu”.  Peta yang baik, adalah peta yang mempunyai nilai informatif, komunikatif, artistik dan estetik.
Peta merupakan suatu media pembelajaran yang sangat penting bagi Geografi. Data apa saja yang ditampilkan peta itu dapat menjadi informasi manakala pembaca peta mampu memahami hurufnya peta (titik,garis,poligon). Dengan merangkai huruf menjadi kata, kata menjadi kalimat maka isi peta (tersurat) dapat dimengerti. Tahap berikutnya pembaca dapat menafsir ( menginterpretasi ) makna yang tersirat dibalik peta yang tersurat tersebut.
Dengan menggunakan peta dalam proses belajar mengajar geografi dapat mempermudah proses belajar mengajar. Selain itu, dengan menggunakan peta proses belajar mengajar lebih menjadi menarik, karena siswa tidak bosan dengan materi yang di ajarkan. Selain itu dengan menggunakan peta diharapkan siswa ikut aktif dalam proses belajar mengajar. 
 
|